Tugas 8 : Estimasi Kapasistas System

 Nama: Robby Ulung Pambudi   

NRP: 5025211042

Kelas: Perancangan Perangkat Lunak (A)


Komponen Desain Sistem

Load Balancing
Load Balancing adalah teknik yang digunakan untuk menyebarkan beban kerja atau lalu lintas jaringan secara merata di antara beberapa server atau sumber daya komputasi. Tujuannya adalah untuk meningkatkan efisiensi kinerja, meningkatkan ketersediaan layanan, dan memastikan bahwa tidak ada server yang terlalu banyak dipengaruhi oleh beban kerja. Load balancer berperan sebagai perantara antara pengguna dan server, mengalihkan permintaan masuk ke server yang tersedia berdasarkan algoritma seperti round-robin, least connections, atau IP hash.

tentang komponen desain sistem yang berkaitan dengan Load Balancing, berikut ini beberapa poin yang dapat Anda sertakan dalam artikel Anda:

  1. Load Balancer: Merupakan komponen utama yang berfungsi sebagai perantara antara klien dan server. Tugasnya adalah mendistribusikan lalu lintas masuk ke server-server yang tersedia secara merata, berdasarkan algoritma seperti round-robin, least connections, atau IP hash.

  2. Global Server Load Balancing (GSLB): Digunakan untuk mengarahkan permintaan pengguna ke pusat data atau server yang paling sesuai, berdasarkan kriteria seperti lokasi geografis pengguna, beban saat ini pada server, dan latensi jaringan. Ini membantu meningkatkan ketersediaan layanan secara global.

  3. Anycast Routing: Teknik yang menggunakan alamat IP yang sama di beberapa lokasi geografis. Permintaan pengguna dialihkan ke lokasi terdekat berdasarkan routing protokol jaringan, meminimalkan latensi dan meningkatkan keandalan.

  4. DNS Load Balancing: Menggunakan sistem DNS untuk mendistribusikan lalu lintas ke server atau pusat data yang berbeda. DNS resolver memberikan alamat IP yang berbeda kepada pengguna berdasarkan algoritma load balancing, sehingga memungkinkan pengaturan fleksibel dan adaptif.

  5. Health Monitoring: Proses memantau kesehatan server dan pusat data secara terus-menerus. Hal ini memastikan bahwa lalu lintas hanya dialihkan ke server atau pusat data yang sehat dan siap untuk menangani beban kerja yang ditetapkan.

  6. Contoh Konfigurasi: Anda dapat memberikan contoh konkret tentang bagaimana load balancing diimplementasikan untuk wide IP, mungkin dengan menggambarkan arsitektur sistem, penggunaan algoritma tertentu, dan manfaat dari penggunaan load balancing dalam skenario tersebut.



Contoh ini menjelaskan bagaimana permintaan resolusi nama DNS di-load balancing ketika wide IP dikonfigurasi dengan topologi load balancing. Seorang administrator mengatur wide IP www.siterequest.net untuk menggunakan topologi load balancing yang terdiri dari tiga pool: Pool1 dan Pool3 di pusat data di Amerika Utara, serta Pool2 di pusat data di Amerika Selatan. Administrator juga membuat catatan topologi untuk memandu pengalihan permintaan resolusi nama DNS, dengan mengaktifkan Longest Match pada sistem BIG-IP.

Dalam konfigurasi ini:

  • Topologi Pertama mengarahkan semua permintaan dari LDNS di subnet IP 11.1.0.0/16 ke Pool1.
  • Topologi Kedua mengarahkan semua permintaan dari LDNS di subnet IP 10.1.0.0/16 ke Pool2.
  • Topologi Ketiga adalah wildcard yang mengarahkan permintaan dari LDNS di semua subnet IP ke Pool3, namun dengan bobot yang lebih rendah dibandingkan dengan topologi lainnya.

Dengan pengaturan ini, sistem load balancing akan memprioritaskan pengiriman permintaan berdasarkan kecocokan terpanjang dengan catatan topologi yang sesuai, sehingga memastikan pengalihan permintaan dari subnet tertentu ke pool yang sesuai sesuai dengan konfigurasi yang telah ditetapkan.


Sistem BIG-IP Melakukan Load Balancing Permintaan DNS Menggunakan Wide IP yang Dikategorikan untuk Load Balancing Topologi

Ketika klien di New York, Lima, dan Chicago membuat permintaan DNS:

  1. Di New York, LDNS dengan alamat 11.1.0.1 mengirim permintaan ke sistem BIG-IP di pusat data Amerika Utara. Sistem BIG-IP mengarahkan LDNS ke Pool1 setelah memeriksa catatan topologi dan memberikan skor tertinggi (100) karena kecocokan dengan catatan topologi pertama.

  2. Di Lima, LDNS dengan alamat 10.1.0.1 mengirim permintaan ke sistem BIG-IP di pusat data Amerika Utara. Sistem BIG-IP mengarahkan LDNS ke Pool2 setelah menemukan kecocokan terbaik dengan catatan topologi kedua, yang memberikan skor 100 untuk Pool2.

  3. Di Chicago, LDNS dengan alamat 12.1.0.1 mengirim permintaan ke sistem BIG-IP di pusat data Amerika Utara. Sistem BIG-IP mengarahkan LDNS ke Pool3 setelah menemukan kecocokan terbaik dengan catatan topologi ketiga, yang memberikan skor 10 untuk Pool3.

Dalam setiap kasus, sistem BIG-IP menggunakan kecocokan topologi yang sesuai untuk mengalihkan permintaan DNS ke pool yang dianggap paling tepat berdasarkan skor yang diberikan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

EAS PPL

ETS PPL - Robby Ulung Pambudi

Tugas 7 : Komponen Desain Sistem